Di tulis dalam bahasa Indonesia dan Karo
Di sore hari tampaklah seekor tikus ( menci )yang lagi panik ketakutan meliahat sebuah perangkap ( Ragum ) tikus yang di pasang oleh seorang petani di rumahnya,dengan penuh rasa waswas si tikuspun berlari kesana-kemari tanpa tau apa yang harus dia kerjakan untuk mengatasi rasa takutnya itu.
Ketika berlari dia bertemu dengan si Ular ( Nipe ) dan dia berseru kepadanya “ O..nipe lit kebiaren,lit ragum menci i bahan pejuma-juma I rumahna mbiar kel aku,kena kari aku,sampati ndu min aku ( ada perangkap tikus di pasang petani di rumaya,saya sangat taku ,nanti saya bias kena ),Sang ular berkata “Labo urusenku e,ente lawes ko,ku pan ko kari leben ,ente lawas !!” hardik si nipe
Ketika berlari dia bertemu dengan si Ular ( Nipe ) dan dia berseru kepadanya “ O..nipe lit kebiaren,lit ragum menci i bahan pejuma-juma I rumahna mbiar kel aku,kena kari aku,sampati ndu min aku ( ada perangkap tikus di pasang petani di rumaya,saya sangat taku ,nanti saya bias kena ),Sang ular berkata “Labo urusenku e,ente lawes ko,ku pan ko kari leben ,ente lawas !!” hardik si nipe
Didalam kepanikannya itu sang tikus bertemu dengan ayam (manuk ), sang tikus berkata kepada ayam “O manuk ada bahaya ( lit kebiaren ) “ ,ayampun menjawab dengan sedikit waswas “kai kin e menci ,mbiar ka pe aku “kata ayam ( nina manuk ),
Menci berkata “Bahaya ,ada ragum menci di pasang petani di rumahnya,engo ku kataken man nipe n,si nipe pe la ngit nampati aku “dengan penuh ketakutan si menci menceritakannya ke manuk tersebut.si manuk pun menghela napas dan berkata”O…alah….,kirain apa.rupanya ragum menci to,koq kamu bilang ke saya,itu bukan urusan saya,itukan urusan kamu,kamu buat resah saya saja,pergi kamu sana,jangan gangu hidubku” Sambil berlalu si maukpun menggerutu.Dengan kecewanya si mencipun berlari masih dengan rasa paniknya dan bertemu dengan si kambing dan menceritakan tetakutannya itu dan sebelumnya dia jguga seudah mengatakan hal ini kepada ular dan ayam, si kambing pun berkata “ ente lawes ko mengangu aku saja pendahin mu ena,labo urusanku “ dengan kesal si kambing berlalu dan si menci tetap dalam kekecewaann dan ketakutanya pergi mencari petolongang ke yang lainnya,sehinga bertemulah dia dengan sang Lembu lalu berteriak “O….Lembu,sampati sitik aku !!” lembu pun berkata “kai kin e menci “,menci pun bercerita ketakutan yang iya alamai “O..Lembu lit kebiaren,lit ragum menci i bahan pejuma-juma I rumahna mbiar kel aku,kena kari aku,sampati ndu min aku “, sambil melalap rerumputan si lembu berkata “ci….menci,engko tuhuna,she kel motumu,ngkai ka maka katakenmu man bangku,bicara lit pe ragum menci labo aku banci kena,ku dedeh saja pe banci perper nge ragum e,pala engko si kena,banci mate banna” ,menci “sampatikel aku lembu,mekuah min ate ndu ,prprkrn sitik ragum e sebab mbiar kel aku kena” ,jawab lembu “sangana kel sibuk aku enda ,pagi kedun saja ya ,e pe adi ku inget “,dengan kecewa si menci pun berlalu.
Dengan rasa takut dan was-was si menci pun meringkuk di sudut ruangan tanpa dapat berbuat apa-apa.smapai soredia tetap dalm ketakutannya.
Karena hari sudah sore dan sang ular sangat lapar karena tidak dapat buruan berhari-hari
Dengan rasa takut dan was-was si menci pun meringkuk di sudut ruangan tanpa dapat berbuat apa-apa.smapai soredia tetap dalm ketakutannya.
Karena hari sudah sore dan sang ular sangat lapar karena tidak dapat buruan berhari-hari
Diapun mendekat ke perkampungan penduduk hendak mencari mangsa,dia melihat ada lubang tikus di salah satu sisi rumah petani,tanpamenungu waktu lagi,dia langsung njoler ke lubang ( Merayap ) tikus itu dan seketika itu juga si tikus kena ragum yang di pasang petani .menengar reagumnya bersuara karena sudah mengenai mangsa,sang petani pun bergegas mendekati ragum tersebut dan tanpa sadar bawa yang kena ragum adalah ular dia tetap mendekat,seketika itu juga petani di patuk ular tersebut.
Petani itupun kesakitan ,di ambilnya parang ,lalu di tebasnya si ular sampai mati.
Karena ular yang mengigit petani lumayan berbisa,si petanipun jatuh sakit dan tidak ada napsu makan,istri petani berkata “kai kin ban bengkau ndu maka lit seleranndu man,ku idah reh lemasna kam e pak e “ si petani berkata “merincuh kel aku tasak telu,geleh ndu sitik manuk ta ah mak e “ dengan segera si istripun menangkap si manuk untuk segera dibuat tasak telu.si manuk pun menuju ajalnya seperti si nipe.
setelah dua hari kondisi petani pun makin memburuk dan istri petani mengundang tetangga dan kerabat dekat untuk medoakan agar suaminya di doakan agar lekas sembuah,melihat saudara yang dating agak banyak jumlahnya maka anak beru petani melihat ada kambing di lading,maka anak beru pun menyembelih kambing untuk di jadikan lauk pada acara itu,si kambing pun munuju ajalnya,sama seperti nipe dan manuk.
Karena tidak di temukan obat yang mujarap ahirnya si petani pun meninggal dunia,maka datanglag sanak saudara dan para sahabatnya untuk melayat pada upacara adat kematiannya.karena yang dating jumlahnya sangat banyak dan anak beru harus menyiapkan makanan untu semua pelayat,maka anak beru menarik si lembu dari kandangnya untu segera di sembelih,seketika itu juga si lembu jg mengikuti nasip teman-temannya yang sebelumnya.
Inilah sebuah cerita ( Fabel ) yang di angkat dadi renungan Natal 2011 yang dibawakan oleh Pdt.Dharma Ginting S,pd.yang ingin menyampaikan pesan keperdulian terhadap sesama, apa yang bisa kita berikan untuk membantu sesama adalah upaya kita untuk mengurang dampak bencana dimasa depan.
Semoga cerita ini dapat menggugah nurani kita untuk perduli terhadap sesama kita.
Bujur ras mejuah-juah.
setelah dua hari kondisi petani pun makin memburuk dan istri petani mengundang tetangga dan kerabat dekat untuk medoakan agar suaminya di doakan agar lekas sembuah,melihat saudara yang dating agak banyak jumlahnya maka anak beru petani melihat ada kambing di lading,maka anak beru pun menyembelih kambing untuk di jadikan lauk pada acara itu,si kambing pun munuju ajalnya,sama seperti nipe dan manuk.
Karena tidak di temukan obat yang mujarap ahirnya si petani pun meninggal dunia,maka datanglag sanak saudara dan para sahabatnya untuk melayat pada upacara adat kematiannya.karena yang dating jumlahnya sangat banyak dan anak beru harus menyiapkan makanan untu semua pelayat,maka anak beru menarik si lembu dari kandangnya untu segera di sembelih,seketika itu juga si lembu jg mengikuti nasip teman-temannya yang sebelumnya.
Inilah sebuah cerita ( Fabel ) yang di angkat dadi renungan Natal 2011 yang dibawakan oleh Pdt.Dharma Ginting S,pd.yang ingin menyampaikan pesan keperdulian terhadap sesama, apa yang bisa kita berikan untuk membantu sesama adalah upaya kita untuk mengurang dampak bencana dimasa depan.
Semoga cerita ini dapat menggugah nurani kita untuk perduli terhadap sesama kita.
Bujur ras mejuah-juah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar