Jumat, 20 Januari 2012

KI PAHIT nina kalak Sunda

Akarnya ibarat reaktor pupuk dan hormon sekaligus

Itulah akar tanaman titonia Tithonia diversifolia yang dulu dianggap gulma. Di perakaran titonia ternyata hidup jutaan cendawan dan bakteri pelarut kalium dan fospat. Sebut saja bakteri kel.........ompok Azotobacter sp dan Azospirillum sp. Mahluk supermini itu melarutkan kalium dan fospat yang umumnya mengendap dalam tanah serta menambat nitrogen dari udara.

Anggota keluarga Asteraceae itu pun muncul menjadi tanaman ajaib. Ia mampu menolong pekebun yang kesulitan pupuk buatan pabrik karena langka dan mahal. Belakangan terungkap bakteri di zona perakaran titonia juga menghasilkan fitohormon seperti auksin, giberelin, dan sitokinin. Akar tithonia juga terinfeksi cendawan mikoriza yang mampu memperluas zona perakaran. Mikoriza ibarat penambang hara sehingga tanaman efektif menyerap hara.

Serangkaian riset di Universitas Andalas, Padang, selama 11 tahun membuktikan titonia tak sekadar pupuk hijau biasa. Anggota keluarga kenikir-kenikiran itu mengalahkan pupuk hijau dari keluarga legum yang kaya rhizobium bakteri penambat N. Selama ini keluarga legum disebut pupuk hijau terbaik. Kini tithonia—dengan mikoriza, azospirillum, dan azotobacter—lebih unggul karena menyediakan nitrogen, kalium, fosfat plus fitohormon sekaligus.

Lebih unggul

Penelitian di Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, juga menunjukkan tithonia lebih baik ketimbang pupuk kandang kotoran sapi dan kotoran ayam. Bahkan kipahit itu lebih unggul dari 100% pupuk pabrik. Tengok saja kombinasi 4 ton kompos tithonia, 2 ton kapur, dan 50% pupuk pabrik—yang biasa dipakai petani jagung—menghasilkan panen 9,8 ton biji/ha. Sementara tanpa titonia dengan 100% pupuk pabrik hanya 9,6 ton biji per ha. Artinya titonia mampu menghemat 50% pupuk pabrik tanpa mengurangi hasil.

Hasil jagung dengan titonia itu jauh lebih tinggi dari panen pekebun di daerah setempat yang hanya 4,6 ton biji/ha. Maklum, pekebun di sana umumnya belum mengenal kapur dan kompos titonia dalam menanam jagung. Ketika titonia pada kombinasi itu diganti 5 ton kotoran sapi dan 5 ton kotoran ayam, maka hasil panen masing-masing hanya 7,9 ton dan 9,2 ton. Riset lain pada melon, padi, dan sawit pun menunjukkan hasil serupa: tithonia lebih unggul dari kotoran sapi, kotoran ayam, dan 100% pupuk pabrik. Ia juga dapat menghemat 50% pupuk pabrik.

Laporan beragam riset itu jelas kabar gembira buat pekebun. Selama ini penyediaan kotoran sapi dan kotoran ayam sebagai pupuk organik jadi kendala karena pasokan terbatas. Hanya kebun yang berdekatan dengan peternakan saja yang mudah memperolehnya. Mengangkut 5 ton—setara 1 truk—pupuk kandang dari peternakan ke kebun menjadi lebih mahal dibanding pupuk pabrik yang lebih sedikit, 100—200 kg. Berbeda dengan titonia yang dapat ditanam sebagai pagar kebun seluas 1/5 luas kebun dan dapat dipanen setiap 2 bulan.

Mudah tumbuh

Bunga matahari meksiko (mexico sunflower)—sebutannya di mancanegara—itu mudah tumbuh dengan setek atau biji. Pertumbuhannya cepat dengan biomassa yang besar: akar banyak, batang lembut, dan daun banyak. Ia dapat ditanam sebagai pagar di sekeliling kebun atau pagar lorong di antara guludan. Dengan luasan titonia 1/5 dari luas kebun dapat memasok pupuk untuk 4/5 kebun yang diusahakan. Sebagai contoh pada lahan seluas 1 ha ditanam pagar titonia seluas 2.000 m2.

Dari lahan seluas itu dapat dipanen 30—35 ton tithonia segar dalam setahun atau setara 6—7 ton bahan kering. Karena pertumbuhan tunas cepat, ia dapat dipanen bertahap setiap 2 bulan untuk dibuat kompos. Bahan organik itu setara 185 kg nitrogen, 20 kg posfat, dan 186 kg kalium. Jumlah nitrogen itu jelas lebih tinggi dari dosis rekomendasi pupuk urea pada jagung sebesar 300 kg urea/ha atau setara 138 kg nitrogen.

Sayang, tanaman ajaib itu belum banyak dipakai sebagai pupuk organik di tanahair. Padahal di Sumatera Barat tithonia banyak tumbuh di tepi jalan dan lahan telantar sebagai gulma pengganggu. Contohnya di sepanjang jalan dari Padang menuju Solok, Bukittinggi, serta Sitiung. Di tepi jalan banyak tithonia tumbuh subur. Orang Minang menyebutnya sebagai bunga pahit. Sementara di Jawa Timur dikenal sebagai pahitan dan di Jawa Barat, kipahit. Laporan penelitian di mancanegara menyebut hanya Kenya, negara yang paling banyak menggunakan tithonia sebagai pupuk hijauan.

Baru setahun belakangan Syamsul Asinar Radjam, pekebun sayur mayur di Sukabumi, Jawa Barat, melaporkan di blog pribadi, kompos kipahit lebih unggul ketimbang kompos sayur mayur, rerumputan, cebreng, dan jerami. Menurutnya lahan yang disebarkan kipahit lebih gembur. Cacing yang dikenal memperbaiki kesuburan tanah pun lebih banyak ditemukan dibanding yang disebar pupuk organik lain. Kelak, anggota keluarga kenikir-kenikiran itu bakal menemani hijauan dari keluarga legume sebagai pupuk hijau sahabat pekebun. (Prof Nurhayati Hakim, Guru Besar di Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas dan Destika Cahyana SP, praktikus pertanian di Jakarta)
Bberapa cara penggunaannya
Harry Surbakti Saya mencoba mengambil daun dan batang pohon ini. Lalu saya pukul dan memarkan, terus ditaruh dalam kaleng bekas Kong Guan. Setelah beberapa hari mulai busuk dan berair. Airnya saya campur dengan air hujan dan disiram ke bunga bunga. Kayaknya mulai membaik bunga itu. Tapi ini masih baru, saya mau coba terus lebih banyak ber experiment.
Edie Nirwan Yoselina Ketaren >> pemanfaatan thitonia sangat sederhana yaitu mencacah daun dan batang thitonia lalu dibusukkan dalam plastik sehingga diperoleh cairan hasil pembusukan. cairan inilah yg mengandung urea yg cukup tinggi. (piga wari dekahna ngiat lit cairen hasil pembusuken e turang 

Nusantara Tarigan proses pengolahen Daun Kipahit :
Daun kipahit 5 Kg ( 0,5 guni kitik)
Plastik sibiasa i pake untuk tempat wortel
Batang ras bulung kipahit dipotong sekitar 5 cm, masuken kubas plastik.
ikat bagian atas ras bawah, setelah 1 minggu air kipahit sudah mengumpul dan plastik siap dibocorkan dan ditampung airnya

pengolahan akar kipahit :
Akar kipahit 4 Kg
Air bersih 10 liter
Terasi 1 kg
Gula merah 0,5 kg
dedak 2 Kg
Akar kipahit direndam dalam air 10 l selama 4 hari
setelah 4 hari Terasi, gula merah dan dedak dimasak selama 1 jam, setelah dingin dicampur dengan air yg sudah direndam akar kipahit, tutup rapat selama 14 hari, jadilah mol yg cukup bagus
 
Yoselina Ketaren ‎pembusukkan daun tergantung kondisi..jika lembab, maka semakin cepat.. Kurang bisa aku memastikan tp biasanya lebih dari seminggu kita akan liat daun mulai busuk..semakin dicacah dan dilayukan dulu maka smakin mudah busuk..Jangan lupa plastiknya diikat. Dan saat daun busuk bercampur dgn uap air di plastik, maka kita akan dptkan urea cair..Selamat mencoba ya..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar